Check it out...
Pagi-pagi itu hari Minggu setelah sholat shubuh, sesuai yg direncanakan sebelumnya aku dan teman2 mulai berangkat ke Pulau Sempu, kami menaiki 1 mobil dan 1 motor. Total yang berangkat ada 12 orang, yaitu aku dan teman2ku yang lain, mereka adalah:
-teman kosku Fian, Dayat, dan Koko (384)
-Herri, Yusuf alias Larynx, dan Wildan (Sengguruh 19)
-Julian, Linda, Desta, dan Nita (nama kosnya apa ya? pokoknya ada ka-o2nya gitu deh, GJ
-Ilham (yang ini anak mana ya?
Rombongan mobil diisi oleh 10 pemain (eh, 10 orang) termasuk aku, dan aku duduk dibelakang, huh bikin pusing serasa ingin muntah (mungkin gara2 jarang naik mobil ya?
Singkat cerita, sekitar tiga jam kemudian kami sampai ke Sendang Biru, sebuah pantai yang disana terdapat perahu2 yang disewakan untuk menuju ke Pulau Sempu. Sambil menunggu Pak Sopir Larynx dan Biker Dayat memarkir mobil dan motornya, aku dan yang teman2 lain sempet narsis-narsisan dulu di pantai yang banyak perahunya itu, mau tahu?
(Kisah sang nelayan...)
(Main-main air, hihi...)
(Resiko orang keren, hehe)
Udah selesai ke toilet, trus makan, langsung deh naik kapal. Eits, tunggu... foto-foto dulu dong...(Let's go!)
Brumm, brumm, 15 menit langsung nyampe. AseekPas nyampe disana kita diperingatin oleh Pak Perhutani (bener gak sih) biar hati2 pas di jalan menuju Sempu karena disana jalannya licin, maklumlah musim hujan. Setelah nyampai disana, kami sempatkan berdoa dulu, agar kita selamat dlm perjalanan. Mulailah kita berangkat, alangkah terkejutnya kita ternyata jalannya sangat licin dan berlumpur, tapi mental petualangku langsung berbicara: "jangankan hanya lumpur, api saja tak mampu menghalangiku
Berbagai rintangan terus kita lewati, setelah setengah jam kita bertanya ke orang2 yang dalam perjalanan dari Segara Anakan (tempat yang kami tuju). Salah seorang dari kami bertanya: "Masih jauh ya mas?" jawab mereka: "baru seperempat". What??? selama itu masih seperempat? (kesalku dalam hati). Tapi mental petualangku kembali mengatakan: "bukan Sukron namanya kalau cuma gini udah menyerah", Tempaan yang aku terima selama dua tahun menjadi anggota TBMM membuatku tidak mudah menyerah, karena hal-hal seperti ini sudah biasa" (gumamku dalam hati). Lanjut!!! Selama sekitar satu jam lebih kami terus bergulat dengan akar-akar pohon yang dibalut dengan krim lumpur dan dibumbui oleh batu-batu tajam. Dan sampailah kita disebuah pertigaan jalan (dan tentunya tanpa lampu merah
(narsis di hutan)
Saat melewati jalan tembusan tersebut kami agak bingung karena jalannya tidak jelas, kami terus melangkah dengan penuh tebakan ke arah kemana kami akan melangkah. Dan ketika mendengar deruman ombak kita mengikuti arah ombak itu berasal, tapi ternyata itu bukan yang kita cari karena itu adalah Palung yang sangat dalam, sangat indah pemandangannya tapi juga sangat mengerikan karena ombaknya terlalu besar, tapi kita masih sempat berfoto-foto dulu, hihi.(384 FC)
Dengan kecewa kami tetap terus melangkah sampai akhirnya ada salah satu teman kami yang kecapekan, tapi suara terbanyak menentukan agar kita harus tetap melangkah. Yup, kita tidak boleh berhenti melangkah sebelum mencapai tujuanSekitar 3 jam, kita baru sampai ke Segara Anakan (padahal normalnya perjalanan tersebut bisa ditempuh dalam waktu 1 jam). Subhanallah, indahnya pemandangan disini...
(Subhanallah...)
Cukup dengan duduk di tepi pantai ini membuatku senang, hingga aku lupa akan nantinya aku harus melewati jalanan tadi yang tentunya sangat menyebalkan.Walaupun takut nanti pulang kemaleman, tapi peduli amat, nyemplung-nyemplung di pantai dulu ah...
(Gendeng the Explorer)
Setelah berenang-renang dan berfoto ria, kami sempat melakukan pertandingan futsal, kali ini tajuknya adalah kos 384 vs kos Sengguruh 19 + satu "pemain asing" Ilham. Pertandingan pun berakhir dengan kembali dibuktikannya 384 yang memang lebih tangguh, skor 2-1(4 on 4 Beach Soccer)
Capek main bola, nyemplung-nyemplung lagi ahSudah kuduga, kami masih belum keluar dari hutan hingga akhirnya langitpun gelap
Tapi anehnya aku melihat kapal yang menjemput kami berdiam sangat jauh dari tepi pantai, kenapa ya?
Singkat cerita kami akhirnya naik kapal dan sampai di tepi pantai Sendang Biru. Dengan keadaan tubuh yang belepotan kami bergantian mandi di toilet yang ada disana.
Krucuk, krucuk, perutpun berbunyi. Saatnya makan! kami makan di warung yang ada di Sendang Biru, dengan menu ikan kami makan dengan lahapnya, yummy!
Selesai makan kami langsung pulang, dan coba tebak nyampai jam berapa?
Jam 1 malam!!!
Fyuhh, tapi gakpapa lah, yang penting datang dengan selamat...
Dasar, pengalaman yang melelahkan tapi juga menyenangkan
Read this:TIPS: Apa yang harus dipersiapkan untuk berwisata ke Pulau Sempu?
0 Comments:
Posting Komentar